Persiapan sembahyang |
Persiapan sembahyang meliputi persiapan
lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap
duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan.
Demikian pula persiapan sarana penunjang
sembahyang seperti pakaian, bunga
dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan
kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana
sembahyang adalah sebagai berikut:
|
1. Asuci laksana |
Pertama-tama orang membersihkan badan dengan
mandi. Kebersihan badan dan kesejukan lahir mempengaruhi
ketenangan hati
|
2. Pakaian |
Pakaian waktu sembahyang supaya diusahakan
pakaian yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran.
Pakaian yang ketat atau longgar, warna yang menyolok hendaknya
dihindari. Pakaian harus disesuaikan dengan dresta setempat,
supaya tidak menarik perhatian orang. Maksudnya agar tidak mengganggu konsentrasi semua pihak yang sama-sama bersembahyang.
|
3. Bunga dan kawangen |
Bunga dan kawangen
adalah lambang kesucian, supaya diusahakan bunga yang segar,
bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen
dapat diganti dengan bunga.
|
4. Dupa |
Apinya dupa adalah simbul Sang Hyang
Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sang
Hyang Widhi. Setiap yadnya dan pemujaan tidak luput dari
penggunaan api. Hendaknya dupa ditaruh sedemikian rupa sehingga
tidak membahayakan teman-teman kita di sekitar kita. Selesai
persembahyangan sebaiknya dupa dipadamkan dan dibuang di tempat yang disediakan.
|
|
5. Tempat Duduk |
Tempat duduk hendaknya diusahakan tempat
duduk yang tidak mengganggu ketenangan untuk sembahyang.
Arah duduk ialah menghadap pelinggih. Setelah persembahyangan
selesai usahakan berdiri dengan rapi dan sopan sehingga
tidak mengganggu orang yang masih duduk sembahyang. Jika
mungkin agar mempergunakan alas duduk seperti tikar dan
sebagainya
|
|
6. Sikap duduk |
Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan
tempat dan keadaan serta tidak mengganggu ketenangan hati.
Sikap duduk yang baik untuk pria ialah sikap padmasana
yaitu sikap duduk bersila dan badan tegak lurus. Sikap duduk
bagi wanita ialah sikap bajrasana yaitu sikap
duduk bersimpuh dengan dua tumit kaki diduduki. Dengan sikap
ini badan menjadi tegak lurus. Kedua sikap ini sangat baik
untuk menenangkan pikiran.
|
|
7. Sikap tangan |
Sikap tangan yang baik pada waktu sembahyang
ialah cakup ing kara kalih yaitu kedua telapak
tangan dikatupkan diletakkan di depan ubun-ubun. Bunga
atau kawangen dijepit pada ujung
jari.
|