|
Di Karangasem
terdapat wayang kulit bernafaskan budaya Islam dari kelompok
suku Sasak (Lombok Barat) yang disebut Wayang Sasak.
Wayang yang mengambil lakon-lakon dari cerita Islam, khususnya
dari Serat Menak ini, belakangan ini sudah sangat
jarang dipentaskan karena para pelakunya terutama dalangnya
yang sudah tiada.
Wayang Sasak dalam banyak hal merupakan
perpaduan unsur-unsur seni budaya Bali dengan Sasak. walaupun
lakon yang dibawakan adalah cerita Islam, bahasa yang dipakai
terdiri dari bahasa Kawi, Bali dan Sasak. Gamelan pengiringnya,
seperti yang terlihat dalam Festival Wayang Walter Spies
tahun 1996, adalah ensambel kecil yang terdiri dari:
- sebuah suling
- sebuah pleret
- sepasang kendang
- sebuah kempul
- tawa-tawa
- cengceng kecil
Gamelan seperti ini banyak persamaannya
dengan gamelan Arja atau
Pagambuhan Bali.
Tata penyajian Wayang Sasak sama dengan Wayang Kulit Bali;
penonton menyaksikan bayangan wayang dari balik kelir (bukan
dari sisi dalang).
|